Judul: Mereka yang Terlupakan, Tuanku Menggugat
Penulis :
Bgd. Armaidi Tanjung, S.Sos
Penerbit :
Pustaka Artaz
Cetakan Revisi :
Februari 2008
Ukuran :
16,2 X 20,8 cm
ISBN :
978-979-8833-07-6
Halaman :
xii + 127
Harga :
Rp 40.000,-
Buku ini terdiri dari tiga bagian. Bagian
pertama menguraikan surau dan pondok
pesantren. Bagian kedua menguraikan tuanku dari berbagai pandangan. Bagian
ketiga menampilkan 36 profil singkat pondok pesantren di Kabupaten Padangpariaman.
Bahan tulisan pada bagian ini merupakan tulisan yang sebagian sudah dimuat pada
buku direktori pondok pesantren di Kabupaten Padangpariaman yang diterbitkan
Pemerintah Daerah Kabupaten Padangpariaman.
Tuanku Menggugat, bahasanya agak keras.
Biasanya istilah menggugat itu digunakan oleh orang yang selama ini hak-haknya
dipinggirkan (dimarginalkan). Namun setelah dibaca buku yang terdiri dari tiga
bagian ini dengan sempurna, akan ditemukanlah jawaban dari pertanyaan-pertanyan
yang ada dalam pikiran pembaca.
Fakta
menunjukkan, betapa eksistensi Tuanku (sebutan ulama lulusan pondok pesantren
khas surau) itu di tengah-tengah masyarakat sangat dirasakan. Tuanku merupakan sitawa sidingin bagi masyarakat, tempat
masyarakat mengadu, bertanya, berkonsultasi, dan bercerita tentang
persoalan-persoalan yang mereka hadapi, tidak saja masalah keagamaan, namun
juga masalah sosial kemasyarakatan, keluarga dan bahkan masalah kesehatan.
Keikutsertaan tuanku untuk membangun masyarakat, umat dan bangsa tidak
diragukan lagi. Tuanku melalui surau dan pesantrennya, mendidik banyak anak
bangsa (santri) dengan sistemnya sendiri. Tuanku selalu ber(a)ada dan dekat
dengan masyarakat (umatnya) dengan memberikan taushiyah dan ceramahnya.
Tuanku itu
identik dengan surau dan pesantren, karena di mana ada tuanku, di sana ada surau/pesantren.
Seyogyanya program pemerintah daerah tentang kembali ke surau itu adalah
memposisikan tuanku sebagai penggerak utama surau dengan semua konsekuensinya.
Pemberdayaan tuanku secara komprehensif dalam semua bidang dan pesantrennya
adalah jawaban dari program tersebut. Seiring dengan merosotnya moral anak
bangsa (dekadensi akhlak), maka peran
tuanku sebagai pengawal moral masyarakat (umat) akan sangat strategis. Di
samping itu tuanku juga merupakan penjaga dan penyelamat tradisi (budaya)
Minangkabau, karena memang tetap komitmen dengan sebuah kaedah NU Al Muhafadzatul ‘alal qadimish shalih, wal akhzu bil jadidil ashlah (memelihara
tradisi lama yang baik, dan mengambil tradisi baru yang lebih baik). Maka sistem pendidikan dan cara pandang keagamaannya
pun lebih kepada corak keislaman dan keminangkabauan. Maka pesantren tuanku
adalah gambaran dari miniatur Islam Minangkabau.
Meskipun
Tuanku sering disebut dengan sebutan ulama tradisional dan kuno, namun seiring
dengan persaingan budaya global. Justru tuanku jadi unggul dengan
ketradisionalan dan kekunoannya tersebut.
Banyak peneliti ilmu sosial luar negeri ingin melihat ulama Minangkabau
yang masih konsisten dengan keminangkabauannya, maka itu ada pada diri tuanku.
Melalui surau dan pesantrennya, tuanku
membangun budaya dan tradisi yang tawassuth
(moderat), tawazun (seimbang), tasamuh (toleran) dan i’itidal (tegak lurus, tidak
kekiri-kirian dan tidak pula kekanan-kananan).
Namun di
balik kestrategisan dan kepiluan tuanku
tersebut di tengah masyarakat, menyimpan banyak keprihatinan dan kepiluan.
Banyak tuanku dengan pesantrennya yang sederhana, apa adanya, minimnya sarana
dan prasarana penunjang pendidikan dan
jauh dari cukup, menggugah kepedulian kita. Banyak kader ulama dan bangsa yang
lahir dari rahim pesantren yang
sederhana dan jauh dari cukup tersebut. Kalau boleh kita membandingkan dengan
lulusan sekolah formal. Namun kenapa perhatian kita, terutama pemerintah
terhadap pembangunan pesantren masih (sangat) kurang. Bahkan ironisnya, ketika
ada peluang dan anggaran untuk bantuan pembangunan pesantren, malah dialihkan
kepada sekolah formal yang sudah baik dari segi bangunan fisiknya.
Penganaktirian terhadap pesantren ini sudah sangat keterlaluan, maka sebenarnya
sudah saatnya Tuanku Menggugat hak-hak
pembangunan pesantrennya, karena tuanku dengan idealismenya yang selama ini pasif dalam hal-hal bantuan pemerintah
tersebut. Justru kepasifan tuanku tersebut dimanfaatkan oleh-oleh orang yang
tidak bertanggungjawab.
Dengan adanya
buku yang ditulis oleh anak muda NU ini, Sdr. Bagindo Armaidi Tanjung bisa
menambah khazanah intelektual kita tentang tuanku, pesantrennya dan
perkembangannya.
Selama ini
tuanku dengan pesantrennya ja(ku)rang diekspos dan diinformasikan ke permukaan.
Buku ini merupakan salah satu upaya untuk mengungkap tentang tuanku.
Berikut daftar
isi buku ini:
Kata Pengantar
Pendahuluan
BAGIAN PERTAMA : SURAU DAN PONDOK
PESANTREN
1. Surau
BAGIAN KEDUA : TUANKU MENGGUGAT
1. Tuanku, Darimana Mulanya
2. Al-Ustazah dan Al-Mu’alimatul
3. Empat Kategori Tuanku
4. Mendirikan Pondok Pesantren
5. Tuanku Menggugat
BAGIAN KETIGA : PROFIL SINGKAT PONDOK PESANTREN
- Pesantren
Al Ansar Anak Aia Limau Purut
- Pesantren
Anak Aia Limau Purut Kecamatan V Koto Timur
- Pesantren
Bustanul Muhaqqiqin Korong Sungaijaniah Nagari Sikucua Kecamatan V Koto
Kampungdalam
- Pesantren
Bustanul Yaqin Pungguangkasiak Kecamatan Lubuak Aluang
- Pesantren
Darul Hidayah Korong Kampungtangah
Barangan Nagari Lurah Ampalu
Kecamatan VII Koto Sungaisariak
- Pesantren
Darul Ikhlas Surau Lubuak Sarang Gagak
Pakandangan Kecamatan VI
Lingkuang
- Pesantren
Darul Muttaqin Korong Sikabu Nagari Lubuak Aluang Kecamatan Lubuak Aluang
- Pesantren
Darul Ulum Korong Kampungpaneh Nagari
Pakandangan Kecamatan VI Lingkung
- Pesantren
Dinul Ma’aruf Basung Korong Sungai Lantai Nagari Kuranji Hulu Kecamatan Sungai Geringging
- Pesantren
Dinul Ma’ruf Korong Lampanjang Nagari
Kuranji Hilia Kecamatan Sungai Limau
- Pesantren
Dinul Ma’aruf Dusun Langkiyau Korong Sungai Lantai Nagari Kuranji Hulu Kecamatan Sungai Geringging
- Pesantren
Dinul Ma’ruf Perguruan Islam Sungaidurian
Udjunggunung Kecamatan Patamuan
- Pesantren
Dinul Makmur Korong Bayua Nagari Kototinggi Kecamatan VI Lingkung
- Pesantren
Gaya Baru Paingan Sungailimau
- Pesantren
Hidayatullah Tobohmarunggi Nagari Sikucua Kecamatan V Koto Kampungdalam
- Pesantren
Hidayatul Islam Korong Sungaigeringging Nagari Malai III Koto Kecamatan
Sungaigeringging
- Pesantren
Jamiatul Mukminin Simpangtigo Sintuak Kecamatan Sintuak Tobohgadang
- Pesantren
Luhur Kalampaian Ampalu Tinggi Nagari Lareh Nan Panjang
- Pesantren
Luhur Surau Mato Aia
- Pesantren
Madinatul Ilmi Islamiyah Buluahkasok VII Koto Sungaisariak
- Pesantren
Madrasah Ibtahul Istiqomah Dusun Bungotanjung Korong Kotobangko Nagari
Kuranjihulu Kecamatan
Sungaigeringging
- Pesantren
Madrasah Miftahul Istiqomah Surau Cubadak
Dusun Bungotanjung Korong Kotobangko Nagari Kuranjihulu
- Pesantren
Madrasatul Ulum Kampungguci Nagari Lubuakpandan Kecamatan 2 X 11 VI
Lingkuang
- Pesantren
Madrasatul Ulum Lubuakpua Nagari
Balah Aia Kecamatan VII Koto Sungaisariak
- Pesantren
Miftahul Istiqomah Sungaiasam Kecamatan 2 x 11 VI Lingkungan
- Pesantren
Nurul Rahmah Tampek Talang Korong
Kotobangko Nagari Kuranjihulu Kecamatan Sungai geringging
- Pesantren
Nurul Yaqin Korong Ambungkapua Nagari Sungaisarik Kecamatan VII Koto
Sungaisarik
- Pesantren
Nurul Yaqin Korong Kotobangko Nagari Kuranjihulu Kecamatan
Sungaigeringging
- Pesantren
Nurul Yaqin Ringan-Ringan Pakandangan
Kecamatan VI Lingkung
- Pesantren
Nurul Yaqin Surau Anak Aia Kampungtangah Korong Duriandangka Nagari
Sikucua V Koto Kampungdalam
- Pesantren
Nurul Yaqini Wal Ikhlas Korong Limauhantu
Nagari Balah Aia Kecamatan VII Koto Sungaisarik
- Pesantren
Syekh Burhanuddin Tanjungmedan Sandi Mulya Nagari Ulakan Kecamatan
Ulakantapakih
- Pesantren
Sjech Haji Musa Tapakis Surau Kabun Tapakih Ulakan
- Pesantren
Sumua Janiah Korong Duku Nagari Pilobang Kecamatan Sungailimau
- Pesantren
Surau Lubuak Nagari Pilobang Kecamatan Sungailimau
- Pesantren
Tuanku Imam Kamumuan Kecamatan Sungailimau
Penutup
Daftar Pustaka
Biodata Penulis
(R/*).