Judul : Menantang Arus Menuai Asa, Biografi H. Ahmad Yusuf Tuanku Sidi
Penulis : Ahmad Damanhuri, SH., Tuanku Mudo & Titip Elyas Tuanku Sulaiman
Penerbit : Pustaka Artaz
Anggota IKAPI : 038/SB/2023
ISBN :
978-979-8833-00-0
Cetakan I : Februari
2025
Halaman : xviii +
186
Harga : Rp
Ulama hebat dan alim ini terkenal
keramat, tapi tak begitu banyak ditulis. Terbukti, ketika kita cari rekam
jejaknya di digital tak begitu banyak. Selaku kader Madrasatul ‘Ulum, kami
merasa cerita dan kisah Tuanku Bagindo Lubuak Pua ini penting dan harus terus
ditulis.
Tuanku Bagindo Lubuak Pua tentu
banyak meninggalkan karya, meninggalkan jasa dan warisan keilmuan. Buktinya,
sepeninggal Tuanku Bagindo Lubuak Pua, ada khalifahnya. Dan itu terus menerus,
meskipun khalifahnya tidak tinggal di kampung, yang namanya khalifah beliau
tidak pernah putus. Sampai akhir-akhir ini, Ahmad Yusuf dipercaya sebagai tokoh
yang menjalankan tugas Khalifah Tuanku Bagindo Lubuak Pua ini.
Data Kementrian Agama Padang Pariaman tahun 2021 mencatat jumlah
masjid 379, surau dan mushalla 2.367 buah, di Kota Pariaman 77 masjid dan 273
surau dan mushalla jumlah yang sangat besar. Jumlah kecamatan 17, nagari 103
dan korong 600 buah diyakini setiap korong ada surau dan di setiap nagari ada
masjid. Pondok Pesantren dan surau halaqah berjumlah 102 buah yang mencetak
tuanku tiap tahunnya. Begitu luar biasa potensi surau dan tuanku di daerah
ini.
Satu dari sekian ribuan banyaknya tuanku di Padang Pariaman dan
Kota Pariaman, adalah H.
Ahmad Yusuf Tuanku Sidi. Beliau konsisten dalam membina dan mengelola Pondok Pesantren Madrasatul ‘Ulum, sebagai salah
satu lembaga pendidikan yang menyiapkan ulama tuanku masa depan.
Buku
ini mengisahkan perjalanan biografi H. Ahmad Yusuf Tuanku Sidi dalam dinamika Pondok Pesantren Madrasatul ‘Ulum di Kabupaten
Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat. Buku ini juga dituliskan oleh dua
orang tuanku, yang memiliki latar belakang pendidikan di Pondok Pesantren Madrasatul ‘Ulum. Sehingga dapat
melihat lebih luas dan kajian mendalam. Selamat membaca.