Breaking Posts

6/trending/recent
Type Here to Get Search Results !

Puisi Penyair Dunia (World Temporary Poetry) Night Fireflies (Kunang-kunang Malam)



Judul: Puisi Penyair Dunia  (World Temporary Poetry) Night Fireflies (Kunang-kunang Malam)

Penulis               : Aminur Rahman (Bangladesh), dkk.

Editor                    :  Sastri Sunarti Sweeney

Penata Layout  :  Armaidi Tanjung 

Sampul cover    :  Refdinal Muzan

Lukisan                 :  Zoel Mannix

Penerbit             : Pustaka Artaz Kerja Sama DPD SatuPena Sumatera Barat

Anggota IKAPI  :   038/SB/2023

Cetakan I         :   Maret 2025

Halaman          : xxii + 148

Harga                 : Rp   

Buku Puisi Penyair Dunia  (World Temporary Poetry) Night Fireflies (Kunang-kunang Malam),  ini menggambarkan suasana batin para penyair dunia yang terkepung dalam suasana bncana yang melanda Sumatera Barat  12 Mei 2024, terutama penyair dari berbagai negara yang terjebak di Sitinjau Lauik selama puluhan jam di malam kelam. Bencana alam, banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah Provinsi Sumarera Barat saat itu.

Mereka luahkan segala emosi dan pikirannya. Mendebarkan, menegangkan dan menyesakkan. Apalagi ada dua penyair yang kurang sehat, bahkan Pipiet Senja (Indonesia) yang senior dan seumur hidupnya tergantung dengan tambahan darah (talasemia) serta Tati Katrina Sitaim (Malaysia), yang kanker berat bisa menjalaninya dengan tabah dan tetap sehat. Inilah bagian dari nikmat hidup yang penuh suka dan duka.

Buku ini memuat 56 puisi dari 33 penulis yang berasal dari 13 negara. Yakni Egyp,  Bangladesh, China, Indonesia,  Malaysia,  United States,  Spain,  Vietnam, Puerto Rico, Bulgaria, India, Brunei Darussalam dan Rusia.

Pada malam terakhir di  Batusangkar pada acara puncak parade puisi dan pertunjukan seni yang spektakuler dari delegasi Internasional Minangkabau Literacy Festival (IMLF) tak bisa diselesaikan dengan sempurna. Ini menjadi malam kelam yang tercatat dalam memori kita. Tiba-tiba longsor membuat kami bersedih, kami tak menginfokan berita ini kepada delegasi. Kami panik sebetulnya, tapi berusaha tenang. Namun ketika ada kabar bencana sudah mengambil nyawa, dengan cepat kami menghentikan pertunjukan.

Buku ini cerminan duka para penyair yang mengalami secara langsung bencana yang melanda Sumatera Barat bersamaan dengan program IMLF di ujung kegiatannya yang menyangkut literasi, seni, sastra, pendidikan dan budaya. Pengalaman batin tersebut terekam dengan indah penuh metafora dan simbolik dalam buku ini.

Literasi dan budaya adalah hal yang mendasar bagi kehidupan manusia yang harus terus dikembangkan menjadi literasi budaya dan budaya literasi bagi kita semua. Budaya literasi adalah budaya membaca, budaya menulis dan budaya diskusi untuk melatih kemampuan menganalisis, mengolah dan menyimpulkan sesuatu hal dengan benar. Sementara literasi budaya adalah kemampuan untuk memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Literasi budaya mencakup pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai, kepercayaan, adat istiadat, seni dan sejarah yang membentuk identitas suatu masyarakat. Itu menjadi tanggung jawab kita bersama. Itulah jati diri bangsa.

Buku “Puisi Penyair Dunia  (World Temporary Poetry) Night Fireflies (Kunang-kunang Malam)” adalah sebuah dokumen batin kolektif yang terinspirasi oleh bencana yang terjadi di Sumatera Barat.

Dengan 56 puisi dari 17 negara, buku ini menawarkan tidak hanya tangisan, tetapi juga harapan dan hikmah. Dalam musibah, puisi menjadi ruang untuk memahami diri, alam, dan Tuhan.

Musibah sering kali melumpuhkan. Ia datang tanpa tanda, membawa kehancuran fisik dan batin. Namun, dari kehancuran itu, puisi hadir sebagai upaya untuk mengembalikan harmoni.

Di tengah kekosongan, puisi memberi bahasa untuk menjembatani kehampaan itu, menjadikan penderitaan lebih bisa dimengerti dan diterima. Selamat membaca puisi penyair dunia ini.

 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.